Assalamua’alaikum kawan..
Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga sehat selalu dan berada
dalam syukur atas limpahan nikmat dan karunia-Nya. Ngomong-ngomong bagaimana
kabar seharian ini, mungkin lebih tepatnya labih banyak bahagianya atau
susahnya dalam sehari ini? Semoga lebih banyak bahagianya ya..
Namun jika masih ada yang merasa seharian ini kok susah
melulu, mungkin karena banyak masalah, hutang belum terbayar, habis dimarahi,
atau bahkan karena sekedar salah pilih pakaian, jangan khawatir karena
sebenarnya banyak cara untuk minimal mengurangi kesedihan kita. Siapa sih yang
suka ketika hati dirundung kesedihan terus-menerus. Padahal mungkin di
sekelilingnya banyak anak-anak sedang bermain riang gembira, tetangga yang syukuran
habis dapat rezeki, atau sahabat yang datang mengunjungi kita hanya sekedar
ingin bertemu. Sayang sekali kalau kita melewatkan momen-momen menyenangkan
dalam hidup kita dengan tumpukan kesedihan.
Barangkali kita sering berpikir ketika kita sedang bingung
hutang tidak terbayar dan merasa sedih, kita akan bahagia jika hutang terbayar
lunas. Atau kita akan baru bisa bahagia jika berhasil berada pada jabatan
tertentu. Atau mungkin bahagia yang tak terkira akan datang ketika jualan kita
kedatangan order yang melimpah ruah. Boleh jadi itu semua benar, tapi alangkah
ruginya kita jika kebahagiaan baru hadir “hanya” jika itu semua tercapai.
Bagaimana dengan proses menuju kesana, apakah bahagia tidak boleh hadir. Padahal
hari-hari kita sejatinya sebagian besar diisi dengan deretan proses.
Mungkin untuk mencoba mencintai proses agaklah susah,
apalagi kebanyakan yang namanya proses itu terdiri dari runtutan permasalahan
yang membutuhkan kemampuan untuk menyelesaikannya. Ya, bolehlah kita sedikit
berat disana, tapi tak ada salahnya juga menjalaninya dengan hati senang,
justru malah banyak untungnya. Sehingga sebagian besar waktu kita juga akan
terhabiskan dengan hati yang bahagia.
Sebuah cara sederhana untuk memulai itu semua adalah dengan
tersenyum. Ah, kalau tersenyum saja mah gampang, semua orang bisa. Memang benar
semua orang bisa saja melebarkan bibirnya masing-masing 2 cm ke kanan dan ke
kiri. Tapi bagaimanakah mengondisikan hati untuk juga ikut tersenyum. Karena
sejatinya senyuman bisa diartikan sebagai ungkapan kondisi hati kita pada saat
itu. Orang yang senantiasa tersenyum, paling tidak orang lain yang melihatnya
akan beranggapan, “Pasti dia orang yang bahagia, hari-harinya penuh dengan
senyuman...”. Selain itu senyuman juga bisa mengurangi tingkat kesedihan kita.
Dengan tersenyum hati kita akan ada rasa “menerima dan mengikhlaskan”, sehingga
hati menjadi lebih ringan dan tenang.
Dan manfaat lainnya tidak hanya bagi diri sendiri saja,
orang lain pun akan ikut merasakan kebahagiaan serupa. Coba kita bayangkan,
kalau kita berpapasan dengan seseorang yang kemudian tersenyum pada kita,
tegakah kita tidak membalas senyumannya, meskipun sebelumnya wajah kita sedang
murung. Tentu tidak bukan, minimal kita akan mencoba membalas dengan senyuman
tipis. Begitu pula jika kondisi itu kita terapkan kepada orang lain. Selain itu
sebuah senyuman juga menunjukkan rasa simpati dan perhatian pada orang lain.
Orang yang menerima senyuman dari orang lain akan merasa, “Wah, ternyata dia
senang dengan adanya aku di sini...” atau “Terima kasih karena telah
memperhatikan aku...”. Coba bayangkan lagi, dimana kita tidak tahu bagaimana
kondisi seseorang pada suatu waktu, mungkin saja orang yang kita beri senyuman
sebelumnya tidak ada seorang pun yang mempedulikannya, entah karena
kesalahannya atau memang suatu masalah tertentu. Tentu hal itu akan memunculkan
harapan baru baginya, bahwa ternyata masih ada orang yang menganggapnya
berharga.
Oke mungkin cukup sekian dulu, kalau masih ada yang ingin
saya tambahkan lagi akan ditambahkan di artikel lain. Pokoknya coba mulailah
hari-hari kita dengan senyuman yang menyejukkan dan menenangkan hati setiap
orang yang melihatnya.
Selamat tersenyum !!
:) :) :)