Laman

Senin, 05 Oktober 2015

Sederhana Saja, Tersenyumlah...


Assalamua’alaikum kawan..


Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga sehat selalu dan berada dalam syukur atas limpahan nikmat dan karunia-Nya. Ngomong-ngomong bagaimana kabar seharian ini, mungkin lebih tepatnya labih banyak bahagianya atau susahnya dalam sehari ini? Semoga lebih banyak bahagianya ya..

Namun jika masih ada yang merasa seharian ini kok susah melulu, mungkin karena banyak masalah, hutang belum terbayar, habis dimarahi, atau bahkan karena sekedar salah pilih pakaian, jangan khawatir karena sebenarnya banyak cara untuk minimal mengurangi kesedihan kita. Siapa sih yang suka ketika hati dirundung kesedihan terus-menerus. Padahal mungkin di sekelilingnya banyak anak-anak sedang bermain riang gembira, tetangga yang syukuran habis dapat rezeki, atau sahabat yang datang mengunjungi kita hanya sekedar ingin bertemu. Sayang sekali kalau kita melewatkan momen-momen menyenangkan dalam hidup kita dengan tumpukan kesedihan.

Barangkali kita sering berpikir ketika kita sedang bingung hutang tidak terbayar dan merasa sedih, kita akan bahagia jika hutang terbayar lunas. Atau kita akan baru bisa bahagia jika berhasil berada pada jabatan tertentu. Atau mungkin bahagia yang tak terkira akan datang ketika jualan kita kedatangan order yang melimpah ruah. Boleh jadi itu semua benar, tapi alangkah ruginya kita jika kebahagiaan baru hadir “hanya” jika itu semua tercapai. Bagaimana dengan proses menuju kesana, apakah bahagia tidak boleh hadir. Padahal hari-hari kita sejatinya sebagian besar diisi dengan deretan proses.

Mungkin untuk mencoba mencintai proses agaklah susah, apalagi kebanyakan yang namanya proses itu terdiri dari runtutan permasalahan yang membutuhkan kemampuan untuk menyelesaikannya. Ya, bolehlah kita sedikit berat disana, tapi tak ada salahnya juga menjalaninya dengan hati senang, justru malah banyak untungnya. Sehingga sebagian besar waktu kita juga akan terhabiskan dengan hati yang bahagia.

Sebuah cara sederhana untuk memulai itu semua adalah dengan tersenyum. Ah, kalau tersenyum saja mah gampang, semua orang bisa. Memang benar semua orang bisa saja melebarkan bibirnya masing-masing 2 cm ke kanan dan ke kiri. Tapi bagaimanakah mengondisikan hati untuk juga ikut tersenyum. Karena sejatinya senyuman bisa diartikan sebagai ungkapan kondisi hati kita pada saat itu. Orang yang senantiasa tersenyum, paling tidak orang lain yang melihatnya akan beranggapan, “Pasti dia orang yang bahagia, hari-harinya penuh dengan senyuman...”. Selain itu senyuman juga bisa mengurangi tingkat kesedihan kita. Dengan tersenyum hati kita akan ada rasa “menerima dan mengikhlaskan”, sehingga hati menjadi lebih ringan dan tenang.

Dan manfaat lainnya tidak hanya bagi diri sendiri saja, orang lain pun akan ikut merasakan kebahagiaan serupa. Coba kita bayangkan, kalau kita berpapasan dengan seseorang yang kemudian tersenyum pada kita, tegakah kita tidak membalas senyumannya, meskipun sebelumnya wajah kita sedang murung. Tentu tidak bukan, minimal kita akan mencoba membalas dengan senyuman tipis. Begitu pula jika kondisi itu kita terapkan kepada orang lain. Selain itu sebuah senyuman juga menunjukkan rasa simpati dan perhatian pada orang lain. Orang yang menerima senyuman dari orang lain akan merasa, “Wah, ternyata dia senang dengan adanya aku di sini...” atau “Terima kasih karena telah memperhatikan aku...”. Coba bayangkan lagi, dimana kita tidak tahu bagaimana kondisi seseorang pada suatu waktu, mungkin saja orang yang kita beri senyuman sebelumnya tidak ada seorang pun yang mempedulikannya, entah karena kesalahannya atau memang suatu masalah tertentu. Tentu hal itu akan memunculkan harapan baru baginya, bahwa ternyata masih ada orang yang menganggapnya berharga.

Oke mungkin cukup sekian dulu, kalau masih ada yang ingin saya tambahkan lagi akan ditambahkan di artikel lain. Pokoknya coba mulailah hari-hari kita dengan senyuman yang menyejukkan dan menenangkan hati setiap orang yang melihatnya.

Selamat tersenyum !!

:) :) :)